PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu
negara yang mengalami peningkatan
jumlah kendaraaan bermotor yang sangat
signifikan. Peningkatan jumlah kendaraan
bermotor tersebut merupakan salah satu
keuntungan di bidang industri otomotif di
Indonesia. Dengan tingkat kebutuhan akan
kendaraan bermotor di Indonesia yang
tinggi membuat para investor dari luar
negeri menjadi sangat tertarik untuk
menanamkan investasinya di Indonesia.
Masuknya industri otomotif luar negeri
tentunya harus didukung pertumbuhan
industri lokal sebagai pendukung dan
pemasok komponennya (Setiawan etal.,
2017).
Untuk mendukung perkembangan
industri otomotif di Indonesia, pemerintah
bertekad untuk terus meningkatkan
kandungan komponen lokal pada
pembuatan kendaraan bermotor (Putra,
Deki S. 2017) Secara bertahap industri
lokal pun mulai tumbuh di berbagai kota di
berbagai daerah, baik skala menengah
maupun industri kecil. Tentunya ini
menjadi harapan bagi perkembangan
industri otomotif Indonesia. Agar mampu
bersaing dengan industri-industri besar dan
produk dari luar negeri, tentunya perlu
untuk memperhatikan kualitas produk yang
dihasilkan. Salah satu produk komponen
industri otomotif adalah knalpot .
Knalpot yang tidak sesuai standar
biasanya menimbulkan kebisingan yang
sangat mengganggu pendengaran manusia.
Knalpot merupakan salah satu komponen
yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas sisa pembakaran. Dalam
proses pembakaran, kendaraan bermotor
akan mengeluarkan hasil pembakaran
berupa gas buang yang mengandung
berbagai pencemar (polutan) yang pada
umumnya merupakan gas-gas yang
berbahaya antara lain CO, HC, Sox, Nox,
asap, dan Pb. Gas-gas tersebut dapat
mengganggu makhluk hidup dan berbagai
macam jenis material (zat). Selain itu
knalpot juga berfungsi untuk membentuk
suara deru mesin dan menambah performa
kendaraan bermotor terutama kendaraan
sepeda motor (Putra,Deki. S. 2017).
Saat ini emisi gas buang hasil
pembakaran mesin kendaraan bermotor
merupakan faktor penyebab polusi yang
paling dominan terutama di kota-kota
besar. Kontribusi emisi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi
udara sebesar 60 – 70 %, dibandingkan
dengan industri yang hanya berkisar antara
10 – 15% sedangkan sisanya berasal dari
rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan, dan lain-lain. Hal ini
dapat dilihat dari besarnya tingkat
pertumbuhan kendaraan bermotor yang
menembus angka 15% pertahun atau 7,9
juta kendaraan pertahun ( BPLH DKI
Jakarta, 2013).
Setiap knalpot mempunyai
kemampuan mereduksi emisi gas buang
dan tingkat kebisingan. Dalam
perkembangannya, berbagai model knalpot
juga berfungsi sebagai piranti untuk
meningkatkan performa kendaraan
bermotor, termasuk di dalamnya adalah
knalpot jenis racing yang diproduksi oleh
industri kecil. Setiap merk dan jenis
knalpot mempunyai kemampuan
mereduksi emisi gas buang, suara deru
mesin dengan performa mesin yang
berbeda-beda. Sehingga perlu dilakukan
pengujian terhadap kemampuan emisi gas
buang dan tingkat kebisingan. Pada
knalpot standar dan knalpot racing.
Pengaruh knalpot sebenarnya mempunyai
prinsip yaitu semakin jalur pembuangan
lancar maka tenaga mesin pun akan keluar
secara maksimal. Kelancaran gas buang